Kamis, 22 Desember 2016

ESAI DAN JENIS - JENISNYA
Makalah ini akan di presentasikan pada tanggal 9 Oktober 2015 untuk memenuhi tugas mata kuliah Bahasa Indonesia

Dosen Pengampu:
Edi Suryadi M.Pd

Oleh :
1.                   Julyane Kevin Cheka  (061530330977)
2.                   Rizkyani Indah Lestari (061530330989)


Program Studi DIII Teknik Telekomunikasi
Fakultas Teknik Elektro
Politeknik Negeri Sriwijaya 2015

BAB I
PENDAHULUAN
1.1              Latar Belakang Masalah
Menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia, pengertian menulis adalah melahirkan pikiran atau perasaan (seperti mengarang, membuat surat) dengan tulisan. Menulis berarti menuangkan isi hati si penulis ke dalam bentuk tulisan, sehingga maksud hati penulis bisa diketahui banyak orang orang melalui tulisan yang dituliskan. Kemampuan seseorang dalam menuangkan isi hatinya ke dalam sebuah tulisan sangatlah berbeda, dipengaruhi oleh latar belakang penulis. Dengan demikian, mutu atau kualitas tulisan setiap penulis berbeda pula satu sama lain. Namun, satu hal yang penting bahwa terkait dengan aktivitas menulis, seorang penulis harus memperhatikan kemampuan dan kebutuhan pembacanya.

1.2              Rumusan Masalah
a.         Apa definisi esai?
b.         Apa saja bagian-bagian, ciri-ciri, struktur, komponen, serta aspek-aspek dalam esai?
c.         Bagaimana cara membuat membuat serta mengembangkan esai?
d.        Apa saja jenis-jenis essai?

1.3              Tujuan
a.         Mengetahui definisi dari esai
b.         Mengetahui bagian bagian, ciri-ciri, struktur, komponen, serta aspek-aspek dalam esai
c.         Mengetahui cara membuat serta mengembangkan penulisan esai
d.        Mengetahui jenis-jenis esai


BAB II
PEMBAHASAN

2.1              Definisi Esai
Di dalam Kamus Besar Bahasa Indonesia, esai adalah karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas dan berdasarkan dari sudut pandang pribadi penulisnya. Esai merupakan tulisan yang bersifat subjektif atau agumentif dalam penyampaiannya.
Sebuah esai merupakan suatu penilaian, pandangan, atau evaluasi penulis terhadap sebuah fakta yang terjadi untuk kemudian diambil kesimpulan. Esai berupaya menyakinkan  pembaca untuk menerima pendapat atau padangan. Objek esai boleh apa saja dari masalah kecil sampai masalah besar, seperti masalah ekonomi, kebudayaan, sosial, keamanan, karya sastra, atau politik. Disini ada unsur yang wajib ada pada sebuah esai yaitu fakta atau kejadian nyata yang dikritisi, atau dengan kata lain sebuah esai bukanlah sebuah prosa fiktif atau karangan belaka.

2.2              Definisi Esai Menurut Beberapa Sumber
2.2.1         Esai (Lucile Vaughan Payne)
“Esai bukanlah sekadar rekaman fakta-fakta atau hasil imajinasi murni. Tulisan yang Anda buat dalam pelajaran sejarah yang dipenuhi dengan fakta-fakta yang dikumpulkan dari berbagai referensi mungkin nampak seperti sebuah esai. Namun, seberapa pun cermatnya Anda dalam menulis ulang semua fakta tersebut, meskipun dengan bahasa Anda sendiri, tulisan itu bukanlah esai. Esai juga bukan kejadian atau pengalaman yang Anda tuliskan dalam pelajaran bahasa, tak peduli betapa nyata, cerdas, menyentuh, berurutan, jelas, rinci, dan lengkapnya tulisan Anda itu”. Jadi, apakah esai itu ? Esai adalah ekspresi tertulis dari opini penulisnya.
Opini dalam esai: sebuah kepercayaan yang bukan berdasarkan pada keyakinan yang mutlak atau pengetahuan sahih, namun pada sesuatu yang nampaknya benar, valid atau mungkin yang ada dalam pikiran seseorang; apa yang dipikirkan seseorang; penilaian.

2.2.2         Esai (Encyclopedia Britannica)
Analitik, interpretasi, atau komposisi sastra kritis, biasanya berhubungan dengan subyek dan sering terbatas pada pandangan pribadi. Fleksibel dan serbaguna, esai itu disempurnakan oleh Michel de Montaigne , yang memilih esai untuk menekankan bahwa komposisi itu adalah "upaya" untuk mengungkapkan pikiran dan pengalaman. Esai telah menjadi kendaraan kritik sastra dan sosial bagi sebagian orang, sementara untuk orang lain itu bisa melayani semipolitical, nasionalis, atau polemik dan bisa menjadi terpisah, main-main, serius, atau nada pahit. 

2.3              Tujuan Menulis Esai
Menulis esai memiliki tujuan untuk meyakinkan pembaca untuk percaya terhadap pendapat kita tentang sebuah kejadian. Dengan tujuan tersebut, pendapat dalam esai hendaknya disertai dengan data-data atau fakta yang menunjang agar pembaca yakin terhadap pendapat kita. Namun demikian, menulis esai tidak harus terlalu mendalam sampai pada teori-teori, cukup ringan saja, dan tidak membatasi penggunaan bahasa yang sangat baku. Bahasa dalam esai boleh saja bahasa santai, yang penting menarik, segar, dan meyakinkan (Anonim,2012). Tujuan lain dari menulis esai antara lain:
1.         Melakukan eksplorasi atas respon individu terhadap suatu peristiwa, keadaan ataupun ide dan gagasan tertentu (personal essay). Contoh: tulisan tentang pengalaman pribadi   tentang facebook.


2.         Menjelaskan tentang bagaimana melakukan sesuatu hal ataupun menunjukkan bagaimana sesuatu bekerja (how-to essay). Contoh: tulisan tentang bagaimana cara menggunakan Internet untuk proses belajar.
3.         Membandingkan dan mengkontraskan dua atau lebih ide, peristiwa, literatur atau hal lainnya (compare-and-contrast essay). Contoh: tulisan tentang keuntungan dan kelebihan belajar Teknik Kimia.
4.         Menunjukkan tentang bagaimana suatu sebab akan menimbulkan dampak tertentu (cause-and-effect essay). Contoh: tulisan tentang manfaat yang akan dirasakan jika keseimbangan alam terjaga.
5.         Mendeskripsikan suatu permasalahan dan menawarkan solusinya (problem-and-solution essay).Contoh: tulisan tentang masalah-masalah yang timbul di era pasar bebas dan solusinya (Kusmiatun,2010).

2.4              Ciri-ciri Esai
Esai memiliki karakteristik atau ciri-ciri tersendiri, berikut merupakan ciri-ciri dari esai:
1.         Berbentuk prosa, artinya dalam bentuk komunikasi biasa, menghindarkan ungkapan figuratif.
2.         Esai cenderung singkat, padat, dan terfokus pada objek yang ditulis.
3.         Memiliki gaya pembeda. Seorang penulis esai yang baik akan membawa ciri dan gaya yang khas, yang membedakan tulisannya dengan gaya penulis lain.
4.         Selalu tidak utuh, artinya penulis memilih segi-segi yang penting dan menarik dari objek dan subjek yang hendak ditulis. Penulis memilih aspek tertentu saja untuk disampaikan kepada para pembaca.



5.         Memenuhi keutuhan penulisan. Walaupun esai adalah tulisan yang tidak utuh, namun harus memiliki kesatuan, dan memenuhi syarat-syarat penulisan, mulai dari pendahuluan, pengembangan sampai ke pengakhiran. Di dalamnya terdapat koherensi dan kesimpulan yang logis. Penulis harus mengemukakan argumennya dan tidak membiarkan pembaca tergantung di awang-awang.
6.         Mempunyai gaya bahasa pribadi atau bersifat personal, yang membedakan esai dengan jenis karya sastra yang lain adalah ciri personal. Ciri personal dalam penulisan esai adalah pengungkapan penulis sendiri tentang kediriannya, pandangannya, sikapnya, pikirannya, dan dugaannya kepada pembaca (Zakaria, 2013).

2.5              Struktur Esai
Sebuah esai dasar bisa dibagi menjadi tiga bagian yaitu:
1.         Pendahuluan yang berisi latar belakang informasi yang mengidentifikasi bahasan dan pengantar tentang yang akan dinilai oleh si penulis tersebut
2.         Tubuh esai yang menyajikan seluruh informasi
3.         Bagian akhir yang memberikan kesimpulan dengan menyebutkan kembali ide pokok, ringkasan dari tubuh esai

2.6              Esai Yang Baik Harus Mempertimbangkan Empat Komponen yaitu :
1.         Data atau fakta
2.         Inference atau simpulan
3.         Evaluasi atau judgement
4.         Penilaian





2.7              Tiga Aspek dalam Menulis Esai
1.         Aspek historis, yaitu berkaitan dengan watak dan orientasi kesejahteraan (mengungkapkan apa yang ingin diungkapkan sastrawan an menafsirkan hasrat keinginan berdasarkan minat sastrawan serta latar belakang budayanya).
2.         Aspek rekreatif, yaitu menghubungkan apa yang ditangkap atau telah diungkapkan sastrawan serta menuliskan kesan-kesan tentang pengalaman rohani yang di peroleh dari karya sastra yang telah dibaca.
3.         Aspek penghakiman, yaitu berkaitan dengan nilai-nilai dan kadar artistiknya. Penentuan nilai harus memenuhi tiga kreteria berikut:
a.         Estetik, yakni pencapaian sebagai karya seni
b.        Epistemik, yakni tentang kebenaran-kebenaran
c.         Normatif, yakni tentang arti kepentingan, keagungan, dan kedalamannya

2.8              Langkah-langkah Membuat Esai
Jika dipetakan mengenai langkah-langkah membuat esai, bisa dirunut sebagai berikut :
1.         Menentukan tema atau pembahasan
2.         Menyusun kerangka kritik atau esai yang akan ditulis bedasarkan masalah atau objek yang akan dibahas
3.         Menuliskan pendapat kita sebagai penulisnya dengan kalimat yang singkat dan jelas
4.         Membuat paragraf pertama yang sifatnya sebagai pendahuluan. Itu sebabnya, yang akan kita tulis itu harus merupakan alasan atau latar belakang alasan kita menulis esai tersebut.

5.         Menulis tubuh esai, memulai dengan memilah nilai-nilai penting yang akan dibahas, kemudian membuat beberapa subtema pembahasan supaya lebih memudahkan pembaca untuk memahami maksud dari gagasan kita sebagai penulisnya, selanjutnya mengembangkan subtema yang telah kita buat sebelumnya.
6.         Menuliskan kesimpulan. Ini penting karena untuk membentuk opini pembaca kita harus memberikan kesimpulan pendapat dari gagasan kita sebagai penulisnya. Karena memang tugas penulis esai adalah seperti itu.
7.         Terakhir pada tulisan kita agar pembaca merasa bisa mengambil manfaat dari apa yang kita tulis tersebut dengan mudah.

2.9              Cara Mengembangkan Kerangka Esai
1.         Untuk memudahkan karangan, mulailah dengan sebuah definisi.
2.         Mengembangkan karangan dengan deskripsi situasi.
3.         Memasukkan pandangan seorang ahli.
4.         Membuat kalimat-kalimat tunggal dan kalimat majemuk setara atau bertingkat dengan struktur yang sederhana.
5.         Untuk memudahkan menguraikan paragraf gunakan paragaraf-paragraf deduktif.
6.         Esai yang biasa adalah karangan argumentasi.

2.10          Jenis-jenis Esai
Adapun jenis-jenis esai sebagai berikut:
1.         Esai Kritik : Dalam esai kritik penulis memusatkan diri pada uraian tentang seni, misalnya, lukisan, tarian, pahat, patung, teater, kesusasteraan. Esai kritik bisa ditulis tentang seni tradisional, pekerjaan seorang seniman pada masa lampau, tentang seni kontemporer. Esai ini membangkitkan kesadaran pembaca tentang pikiran dan perasaan penulis tentang karya seni. Kritik yang menyangkut karya sastra disebut kritik sastra.
Contoh :
Kompleksitas Tokoh Sarah dalam Cerpen Kurungan Sumbi Karya Benny Arnas
Salah satu cerpen karya Benny Arnas berjudul Kurungan Sumbi yang berkisah tentang euthanasia dan talasemia yang diderita oleh seorang gadis berusia 18 tahun yang merupakan anak seorang pejabat kaya bernama Sarah. Sebagai seorang anak yang kekuragan kasih sayang Sarah melampiaskan rasa kesepiannya dengan cara merusak dirinya sendiri, jarang makan dan minum, workaholic hingga sengaja menginsomniakan matanya. Hingga kecelakaan yang menyebabkan sarah harus rela kaki kanannya diamputasi, kemudian perkenalan singkatnya dengan seorang pasien leukimia yang berasal dari keluarga miskin yang bernama Sumbi. Sumbi banyak menceritakan tentang dunia luar yang indah, membuat Sarah tenang dan nyaman berada di dekat Sumbi.
Dalam sebuah cerita tokoh tidak hanya sebagai pelaku cerita tetapi sekaligus pembawa pesan pengarang. Tokoh lebih dinilai pada kualitas pribadi, sifat dan sikapnya, serta segala tindak lakunya, pada kondisi ini posisi tokoh dalam dalam cerita sejajar dengan tokoh pada dunia nyata, seolah ia merupakan manusia yang menjadikan tokoh cerita memiliki kualitas moral dan kerumitan tersendiri seperti tokoh Sarah dalam cerpen Kurungan Sumbi karya Benny Arnas.
Tokoh tidak hanya sebagai pelaku cerita tetapi sekaligus pembawa pesan pengarang. Tokoh lebih dinilai pada kualitas pribadi, sifat dan sikapnya, serta segala tindak lakunya, pada kondisi ini posisi tokoh dalam dalam cerita sejajar dengan tokoh pada dunia nyata, seolah ia merupakan manusia yang menjadikan tokoh cerita memiliki kualitas moral dan kerumitan tersendiri seperti tokoh Sarah dalam cerpen Kurungan Sumbi karya Benny Arnas…”
2.         Esai Deskriptif : Esai deskriptif biasanya bertujuan menciptakan kesan tentang seseorang, tempat, atau benda. Bentuk esai ini mencakup rincian nyata untuk membawa pembaca pada visualisasi dari sebuah subyek. Rincian pendukung disajikan dalam urutan tertentu (kiri ke kanan, atas ke bawah, dekat ke jauh, arah jarum jam, dll). Pola pergerakan ini mencerminkan urutan rincian yang dirasakan melalui penginderaan.
Contoh :
Pesona Bali
Siapa tak kenal Bali, pulau kecil di seberang ujung Timur Jawa ini? Pulau indah nan menawan yang dijuluki pulau dewata ini bagai magnit yang menarik wisatawan, baik domestik maupun mancanegara. Bahkan sebelum mengenal nama Indonesia, banyak wisatawan asing lebih dulu mengenal nama Bali. Ada banyak hal yang dapat dinikmati ketika mengunjungi Bali, mulai dari wisata pantai, gunung, budaya, dan lain sebagainya. Jutaan wisatawan mengunjungi Bali setiap tahunnya karena keramahan masyarakatnya, keindahan panoramanya, dan keunikan budayanya…”
3.         Esai ekspositori : Esai ini menjelaskan subyek ke pembaca. Biasanya dilengkapi dengan penjelasan tentang proses, membandingkan dua hal, identifikasi hubungan sebab-akibat, menjelaskan dengan contoh, membagi dan mengklasifikasikan, atau mendefinisikan. Urutan penjelasannya sangat bervariasi, tergantung dari tipe esai ekspositori yang dibuat. Esai proses akan menyajikan urutan yang bersifat kronologis (berdasarkan waktu); esai yang membandingkan akan menjelaskan dengan contoh-contoh; esai perbandingan atau klasifikasi akan menggunakan urutan kepentingan (terpenting sampai yang tak penting, atau sebaliknya); esai sebab-akibat mungkin mengidentifikasi suatu sebab dan meramalkan akibat, atau sebaliknya, mulai dengan akibat dan mencari sebabnya.
Contoh :
Problem Obesitas di Amerika
Obesitas atau kegemukan adalah istilah medis yang digunakan untuk mendeskripsikan keadaan seseorang yang memiliki kelebihan berat badan sekurang-kurangnya 20% dari acuan yang telah ditetapkan dalam kategori obesitas (Simon, 2011). Perdebatan apakah obesitas merupakan ukuran relatif dan seharusnya tidak digunakan sebagai sebuah stigma untuk menyebut orang yang kelebihan berat badan telah lama berkembang di masyarakat. Meskipun demikian, fakta menunjukkan adanya kecenderungan bahwa seseorang dianggap memiliki kualitas hidup yang lebih buruk bila ia lebih gemuk dari ukuran normal sesuai dengan umur dan jenis kelamin, kesehatan dan kemakmuran seseorang. Obesitas barangkali tidak dapat dianggap sebagai penyakit serius karena obesitas tidak menular sebagaimana flu, kanker, atau penyakit yang sulit disembuhkan seperti AIDs. Namun, telah terbukti bahwa obesitas terkait secara signifikan dengan beragam kemungkinan yang memicu timbulnya penyakit jantung, depresi, diabetes, dan penuaan prematur serta penyakit lain yang terkait dengan syaraf otak.  Lagi pula, obesitas menurunkan kualitas hidup karena orang gemuk sulit menjalankan aktifitas harian, sulit berperilaku enerjik dan aktif, sulit berolah raga dengan mudah, dan khawatir saat menikmati beragam makanan. Kerena itu, ketika membicarakan persoalan obesitas di Amerika, yang saat ini menjadi problem sangat serius, kita perlu mempertimbangkan penyebab dan faktor yang memicu persoalan ini agar kita dapat menyusun program kesehatan yang efektif untuk menangani persoalan ini di AS….”
4.         Esai dokumentatif : Memberikan informasi berdasarkan suatu penelitian di bawah suatu institusi atau otoritas tertentu. Esai ini mengikuti panduan dari MLA, APA, atau panduan Turabian.

Contoh :
Pencemaran Udara,  Dampak  dan Solusinya
Pencemaran udara adalah kehadiran satu atau lebih substansi fisik, kimia, atau biologi di atmosfer dalam jumlah yang dapat membahayakan kesehatan manusia, hewan, dan tumbuhan, mengganggu estetika dan kenyamanan, atau merusak properti. Pencemaran udara dapat ditimbulkan oleh sumber-sumber alami maupun kegiatan manusia. Beberapa definisi gangguan fisik seperti polusi suara, panas, radiasi atau polusi cahaya dianggap sebagai polusi udara. Sifat alami udara mengakibatkan dampak pencemaran udara dapat bersifat langsung dan lokal, regional, maupun global…”
5.         Esai Argumentatif : Anda mencoba untuk meyakinkan pembaca bahwa pendapat anda benar. Berikan banyak fakta-fakta dalam esai anda, dan mencoba untuk membuat hubungan emosional yang akan menggerakkan pembaca untuk percaya.
Contoh :
Haruskah Ada Pembedaan Olah Raga bagi Pria dan Wanita?

Rasanya tidak mungkin untuk meremehkan peran olah raga bagi kesehatan dan dalam hidup kita, khususnya bila hal ini dikaitkan dengan kaum muda. Olah raga jauh lebih penting dari sekedar hobi yang menyehatkan. Sebagaimana telah dibuktikan dalam sebuah riset, keikutsertaan secara aktif dalam olah raga memberikan pengaruh positif bagi kehidupan sosial remaja, meningkatkan self-esteem dan bahkan prestasi akademik (Sitkowski, 2008).


Tak perlu juga diragukan bahwa aktifitas olah raga sangat bermanfaat baik bagi pria maupun wanita. Akan tetapi, sulit dipercaya bahwa 50 tahun lalu, wanita memiliki kesempatan yang sangat terbatas untuk melakukan aktifitas olah raga di sekolah dan juga universitas. Keadaan berubah setelah adanya amandemen undang-undang olah raga yang menyatakan bahwa wanita memiliki hak yang sama dengan pria untuk berpartisipasi dalam olah raga di semua tingkatan pendidikan dan mendapat sokongan finansial yang sama dengan pria…”
6.         Esai Perbandingan : Anda menjelaskan bagaimana dua hal yang serupa dan bagaimana mereka berbeda. Anda hanya perlu data semua persamaan dan perbedaan.
Contoh :
TV LCD dan TV Plasma

Saat ini kita hidup di dunia yang penuh dengan pilihan. Setiap hari, kita dihadapkan pada berbagai kesempatan untuk memilih segala hal yang kita butuhkan. Nyatanya, kita tidak selalu memilih secara sadar. Kita sering terperangkap oleh tipuan iklan dan membeli sesuatu yang tidak kita butuhkan. Kadang kita tidak memilih yang terbaik bagi diri kita. Namun, ketika Anda ingin memilih berdasarkan fakta dan alasan-alasan yang rasional, Anda perlu menganalisis dan membandingkan secara cermat setiap barang atas dasar kriteria yang Anda nilai. Saat ini, kita mencoba untuk melakukan sesuatu yang persis Anda lakukan ketika memilih sesuatu yang sederhana seperti membeli televisi. Kita akan membandingkan dua jenis TV yang popular di pasar antara TV LCD dan TV plasma. Saat memasuki toko elektronik atau department store, banyak orang bertanya apakah TV LCD lebih baik ketimbang TV plasma atau sebaliknya? Untuk menjawab pertanyaan ini, kita perlu membandingkan kedua produk ini berdasarkan pada kriteria-kriteria tehnis.
Pertama, mari kita lihat perbedaan tehnis antara TV LCD dan TV plasma. Dari mata orang awam, kedua jenis TV ini tampak serupa. Namun, sepasang mata yang seawas elang akan mendapati perbedaan di antaranya.   Perbedaan ini memungkinkan konsumen untuk menentukan pilihannya berdasarkan atas persyaratan-persyaratan tertentu yang mereka tetapkan.  Layar display TV plasma terdiri atas dua panel kaca yang dipaketkan ke dalam ruang kompartmen dengan banyak sel plasma kecil.  Sel-sel plasma umumnya disetel pada tingkat voltase listrik yang persis sama.  Sebaliknya, layar display TV LCD terdiri atas kristal-kristal cair yang umumnya dihubungkan dengan dua panel kaca. Layar-layar display ini kemudian ditingkatkan dengan memanfaatkan voltase listrik pada panel TV LCD. Sebagai akibat dari perbedaan tehnis ini, kita dapat menyimpulkan bahwa TV plasma lebih baik dibandingkan TV LCD kalau dikaitkan dengan masalah pencahayaan. Banyak pemirsa juga mengatakan bahwa layar TV plasma memberikan tontonan warna hitam yang lebih baik ketimbang layar LCD. Tambahan pula, TV plasma memberikan sudut pandangan yang lebih baik…”
7.         Esai Naratif : Anda menjelaskan sesuatu atau menulis sebuah cerita. Anda akan membutuhkan deskripsi yang jelas dan detail tertentu. Anda perlu membuat sebuah titik tertentu dengan esai anda, tetapi juga membuatnya penuh kenangan rinci. Gunakan kenangan pribadi untuk membantu berhubungan dengan pembaca.





Contoh :
Tepat ketika tanggal 10 Maret, sekolahku libur selama sembilan hari dan akan berakhir pada tanggal 18 Maret. Aku dan seluruh keluargaku tidak menyia-nyiakan waktu ini untuk mengadakan liburan keluarga. Ketika itu aku memilih berlibur ke Pantai Parangtritis. Pagi-pagi aku telah berbenah dan menyiapkan semua perbekalan yang nantinya diperlukan. Sepanjang perjalanan, aku iringi dengan nyanyian lagu riang. Betapa senangnya aku ketika sampai di pantai tersebut. Dengan hati suka ria, aku sambut Pantai Parangtritis dengan senyumku. Pantai Parangtritis, pantai nan elok yang menjadi favoritku. Tanpa menyia-nyiakan waktu, aku mengajak kakakku untuk bermain air. Kuambil air dan aku ayunkan ke mukanya. Dengan canda tawa, kami saling berbalasan. Puas rasanya, terasa hilang semua kepenatan karena kesibukan tiap harinya. Di sana, aku dan seluruh keluargaku saling berfoto-foto untuk mengabadikan momen yang indah ini. Tak terasa waktu berjam-jam telah kuhabiskan disana. Hari pun mulai sore menandakan perpisahan dan kembali pulang. Tak rela rasanya kebahagiaan ini akhirnya selesai. Dalam benakku, aku kan kembali esok.
8.         Esai Personal : Anda menulis esai memberitahu siapa Anda. Anda akan perlu untuk memasukkan tujuan anda, keyakinan, harapan dan impian, pendidikan dan latar belakang pekerjaan, dan keterampilan.





Contoh :
Esai Tentang Diri Sendiri
Namaku Bagus Putra Pratama yang terlahir pada tanggal 25 April 1993. Puji syukur ku panjatkan kepada tuhan yang maha esa telah dilahirkan oleh seorang ibu yang penuh kasih dan keluarga yang saling mencintai sehingga diantara yang satu dengan dalam keluarga tercipta kerukunan, ibuku selalu memberikan pandangan dalam hidup semuanya tergantung pada diri sendiri seperti ada kata pepatah yang berbunyi siapa menanam dialah memetik hasilnya. Setelah kata pepatah itu  saya renungkan  ternyata hal itu benar suatu contoh bila kita sopan kepada orang lain, orang lainpun akan sopan kepada kita. Ketika kita berbagi sesuatu kepada tetangga maka tetanggapun akan berbuat yang sama. Akhirnya saya menyimpulkan langkah apa yang harus saya jalani dalam mengisi lembaran-lembaran kehidupan ini...”
9.         Pro Con Essay : Pendapat anda pada subjek ini berargumen berdasarkan penalaran dan pengertian. Menyajikan keberatan anda dan mereka membantah, poin anda yang mendukung posisi anda sekarang.
Contoh :
Perlukah Seragam Sekolah?
Masa sekolah merupakan masa ketika remaja mulai mencari jati diri dan di saat yang sama mulai menyadari keunikan diri mereka. Karena itu, masuk akal bila setiap remaja berusaha untuk tampil paling menonjol di kalangan mereka.


Kalau hal ini dikaitkan dengan penampilan, pakaian dan gaya adalah salah satu cara terbaik dan termudah untuk mengekspresikan diri dan tentu saja hal tersebut juga membantu orang lain untuk memahami siapa sebenarnya diri mereka dan mengapa mereka demikian ini.  Meskipun demikian, selalu menjadi perdebatan hangat sampai sekarang apakah kebijakan mengenakan seragam sekolah harus dihilangkan di semua sekolah, baik sekolah negri maupun swasta? Atau, sebaliknya, haruskah seragam sekolah menjadi kebijakan wajib bagi semua institusi pendidikan menengah?  Meskipun ada pro dan kontra tentang persoalan ini, secara pribadi saya meyakini bahwa seragam sekolah harus dikenakan di semua sekolah negri dan swasta.
Ada banyak faktor yang harus dipertimbangkan ketika membahas masalah seragam sekolah. Kalau sekolah-sekolah swasta telah lama menerapkan seragam sekolah khusus yang harus dikenakan di sekolah sepanjang waktu oleh semua siswa, sekolah negri di AS umumnya memiliki kebijakan yang lebih liberal dan menerapkan kebijakan tata cara berpakaian yang lebih longgar. Sekalipun demikian, penting untuk dipahami bahwa sekolah-sekolah negri cenderung memiliki populasi siwa yang lebih beragam dan terdapat banyak siswa yang berasal dari beragam latar belakang. Beberapa siswa memiliki orang tua yang berpenghasilan tinggi yang dapat membiayai anak-anak mereka dengan pakaian mahal dan modis. Namun beberapa siswa lain memiliki orang tua dengan penghasilan pas-pasan yang terpaksa harus membeli pakaian murah di toko-toko discount. Karena itu, dari sudut pandang ini, jika semua siswa mengenakan pakain seragam, tak ada seorang siswa pun yang merasa sakit hati atau dipermalukan karena dibanding-bandingkan dari cara mereka berpakaian…”



BAB III
PENUTUP
2.1     Kesimpulan
Esai merupakan karangan prosa yang membahas suatu masalah secara sepintas dan berdasarkan dari sudut pandang pribadi penulisnya. Esai merupakan tulisan yang bersifat subjektif atau agumentif dalam penyampaiannya. Esai memiliki bagian-bagian, ciri-ciri, struktur komponen tersendiri yang harus kita perhatikan. Hal ini akan mempermudah kita dalam penulisan esai itu sendiri.
Definisi esai barangkali bisa disederhanakan menjadi; sebagai penulisan prosa (bisa formal/informal) dengan menyisipkan fakta dan "opini dalam esai", yang memenuhi unsur dari "ayat-ayat esai".
Dengan demikian apapun judul esai yang diberikan kita akan meletakan ayat-ayat atau struktur esai itu di depan sebagai kerangka berpikir.
Dan essai juga memiliki beberapa macam jenisnya seperti seperti esai kritik, esai deskriptif, esai eksposisi, esai dokumentatif, esai argumentatif, esai perbandingan, esai naratif, esai personal,        pro con esai dan masih banyak yang lainnya. Yang memiliki perbedaan baik fungsi maupun tujuannya.







DAFTAR PUSTAKA
http://hachiko8.blogspot.co.id/2010/07/belajar-esai.html , diakses pada 11 September 2015, pukul 09:15 WIB
Zakaria, M.2013. Pengertian Esai dan Ciri-cirinya
http://www.menulisesai.com/2012/12/perlukah-seragam-sekolah.html , diakses pada 5 Oktober 2015, pukul 09:45 WIB
http://www.menulisesai.com/2012/10/contoh-esai.html , diakses pada 5 Oktober 2015, pukul 09:48 WIB
http://www.menulisesai.com/2012/11/contoh-esai-ekspositori.html , diakses 5 Oktober 2015, pukul 09:50 WIB

http://www.menulisesai.com/2012/12/perlukah-seragam-sekolah.html , diakses pada 5 Oktober 2015, pukul 09:10 WIB

Tidak ada komentar:

Posting Komentar