Kamis, 22 Desember 2016

contoh esai


v  Kerangka Esai
ü  Paragraf Pembuka
Tesis     : Faktor penyebab terjadinya pemanasan global atau global warming.
ü  Paragraf Isi
Penyebab atau faktor terjadinya pemanasan global:
1.      Efek rumah kaca
·         Faktor dan prosesnya
2.      Hutan gundul
·         Faktor dan prosesnya
3.      Ketidakpedulian manusia terhadap lingkungannya
·         Faktor dan prosesnya
ü  Kesimpulan


Pemanasan Global
            Pemanasan global atau global warming adalah suatu bentuk ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu rata-rata atmosfer, laut, dan darat di bumi. Dalam penanganannya, pemanasan global seharusnya sudah memasuki tingkat permasalahan yang cukup serius. Bagaimana tidak, pemanasan global diperkirakan telah banyak menyebabkan perubahan-perubahan ekosistem di bumi seperti meningkatnya volume air laut yang disebabkan oleh hilangnya gletser di kutub, perubahan iklim yang ekstrim, dan perubahan pola presipitasi atau curah hujan yang sangat berdampak pada pola kehidupan manusia. Contohnya pada hasil pertanian yang tidak teratur, punahnya beberapa jenis hewan, rusaknya terumbu karang, dan kerusakan bumi lainnya hingga akan mempengaruhi kehidupan ekonomi, sosial, dan politik manusia. Menurut hasil riset NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) pada bulan Juni 2015 temperatur permukaan tanah meningkat menjadi 1.26ºC melebihi suhu yang tercatat di tahun 2012 yakni 0.06ºC. Suhu tersebut telah berada di atas suhu rata-rata sepanjang abad ke-20 dan menjadi puncak suhu bumi terpanas. Peningkatan ini tak ubahnya disebabkan oleh beberapa faktor diantarannya yaitu efek rumah kaca, penggundulan hutan, serta ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungannya.
            Efek rumah kaca atau yang sering disamakan dengan istilah greenhouse merupakan proses budidaya tanaman yang diterapkan di beberapa negara yang membutuhkan yang mana pada prinsipnya energi matahari atau panas yang masuk melalui atap kaca hasilnya sebagian akan dipantulkan kembali keluar atmosfer dan sebagiannya akan tetap terperangkap didalam greenhouse sehingga menaikkan suhu didalamnya. Gambaran proses inilah yang sebenarnya sedang berlangsung pada bumi kita. Sinar matahari yang merupakan sumber energi bagi bumi sebagian besar berbentuk radiasi gelombang pendek, termasuk cahaya tampak. Energi cahaya ini akan berubah menjadi energi panas saat tiba di permukaan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas dan memantulkan kembali sisanya yang berwujud radiasi infra merah gelombang panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas ini tertahan di atmosfer bumi sebab terhalang oleh tumpukan gas-gas rumah kaca seperti uap air, CO2, sulfur, dioksida, dan metana. Kenaikan konsetrasi gas-gas rumah kaca ini banyak disumbangkan oleh hasil pembakaran bahan bakar fosil yang digunakan dalam berbagai aktivitas kehidupan manusia seperti industri dan transpotasi. Gas-gas tersebut dapat menjadi perangkap yang menyerap dan memantulkan kembali radiasi gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di permukaan bumi. Keadaan inilah yang menyebabkan suhu rata-rata tahunan bumi terus meningkat. Pada keadaan normal efek rumah kaca sebenarnya sangat di butuhkan oleh makhluk hidup di bumi karena tanpa efek rumah kaca suhu bumi akan mencapai -18ºC yang dapat menyebabkan suhu bumi sangat dingin atau bahkan berubah menjadi es tetapi sebaliknya apabila efek rumah kaca ini berlebihan maka inilah yang akan mengakibatkan timbul banyak masalah.
            Diforestasi atau penggundulan hutan juga merupakan salah salah satu faktor potensial pendungkung terjadinya pemanasan global. Diforestasi atau penggundulan hutan ialah proses pengubah tatanan pohon, termasuk melakukan mutilasi atau penebangan pohon secara liar di suatu tempat, mengambil kayu pohon untuk kepentingan komersialisasi, dan pembakaran hutan untuk industri yang dilakukan oleh beberapa orang yang kurang bertanggung jawab yang hanya memikirkan kepentingan pribadi dan golongannya tanpa memikirkan kepentingan orang banyak. Padahal kita mengetahui dengan pasti bahwa hutan merupakan paru-paru dunia di mana kumpulan pohon-pohon dengan beragam jenis variasi berkumpul. Di sini hutan memiliki fungsi yang sangat krusial baik itu untuk makhluk hidup maupun bumi itu sendiri. Dengan memiliki hutan yang luas berarti kita memiliki banyak jenis pohon dengan sejuta manfaat. Pohon-pohon ini tidak hanya berfungsi untuk memperindang bumi saja, atau tempat peresapan air, tetapi pohon berdasarkan kodratnya dapat melakukan fotosintesis yaitu proses pembentukan zat makanan oleh tumbuhan terutama tumbuhan hijau dengan menyerap CO2 dan menghasilkan O2 dengan bantuan sinar matahari. Bayangkan apabila kita memiliki banyak pohon maka permasalahan CO2 sebagai unsur gas-gas rumah kaca akan dapat terselesaikan. Kelangsungan hidup makhluk hidup didalamnya pun terjamin karena akan melimpahnya O2 diudara. Tetapi kenyataannnya, hutan gundul banyak kita temui. Bahkan hutan gundul kini bukan menjadi sesuatu yang aneh lagi khusus di Indonesia, sebab di Indonesia sendiri telah banyak hutan-hutan besar yang didapati gundul contohnya hutan rawa gambut di Riau dan Kalimantan.
            Pemanasan global juga diperparah dengan ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungannya. Sekarang pola pikir yang dimiliki masyarakat kita telah bergeser ke kehidupan yang lebih praktis. Tanpa memikirkan dampak atau akibat dari perbuatan yang mereka lakukan. Karena sebagian besar perbuatan kita kini telah menyumbangkan banyak gas-gas yang dapat memperparah efek global warming tanpa usaha untuk menanggulanginya. Seperti pemborosan dalam penggunaan listrik. CO2 sebagian besar banyak dihasilkan dari pembangkit listrik yang berbahan bakar fosil. Dengan demikian jika kita berhemat listrik maka secara tidak langsung kita mengurangi kadar CO2 di atmosfer. Penggunaan kendaraan bermotor dan mobil pribadi serta peralatan-peralatan elektronik juga banyak menyumbangkan CO2 dari perkotaan. Contohnya penggunaan AC (Air Conditioner) yang didalamnya mengandung CFC yang sangat berbahaya bagi lapisan ozon di atmosfer. Serta bayangkan apabila setiap satu orang membawa satu kendaraan maka berapa banyak gas emisi yang disumbangkan ke atmosfer khusus untuk penduduk Indonesia saja untuk sekarang ini. Dan penggunaan plastik untuk kontong-kantong belanjaan serta kemasan-kemasan makanan yang seharusnya mempermudah kita dalam menjalankan kehidupan pun kini juga sudah menjadi masalah yang serius. Menurut data statistik persampahan domestik Indonesia jenis sampah plastik menduduki peringkat ke-2 sebesar 5.4 juta ton pertahun atau 14 persen dari total produksi sampah. Padahal kita mengetahui untuk menguraikan sampah plastik dibutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun. Yang lambat laun limbah ini akan mencemari atau bahkan merusak bumi dan kelangsungan hidup makhluk hidupnya serta menambah panjang deret dari faktor terjadinya pemanasan  global.

            Berdasarkan dari beberapa faktor diatas seharusnya kita sudah bisa menjadikan ini sebagai bahan pembelajaran bahwa sesunggunya pemanasan global itu sangat bergantung pada perbuatan manusia itu sendiri karena pemahaman tentang pemanasan global akan berdampak besar pada generasi mendatang. Dan apabila hal ini tidak segera ditanggulangi maka efeknya akan lebih parah di masa depan. Untuk menganggulangi pemanasan global kita harus mengurangi atau bahkan menghilangkan emisi gas-gas rumah kaca. Hal ini dapat kita mulai dengan mengubah perilaku manusia terlebih dahulu. Beberapa contoh perilaku yang dapat mengurangi, mencegah, dan mengatasi pemanasan global yaitu menghemat listrik yang berbahan bakar fosil dan mencari energi alternatif terbaru sehingga dapat menggantikan penggunaan bahan bakar fosil dengan bahan bakar alternatif misalnya air, angin, dan sinar matahari. Menanam dan melestarikan pohon serta hutan dalam jumlah yang banyak karena tumbuhan akan menyerap karbon dioksida dan menghasilkan oksigen ke udara. Mengurangi penggunaan mobil serta memperbaiki kualitas kendaraan dengan uji emisi agar tidak menghasilkan emisi yang berlebih ke atmosfer. Disamping itu akan lebih baik apabila semua pihak besinergi dalam mengupayahkan penanggulangan pemanasan global ini. Baik dari pihak pemeritah dalam bentuk pengawasan atau observasi langsung ke titik masalah maupun dari pribadi masing-masing individu. Ketahuilah bahwa bumi ini adalah milik kita bersama tidak ada orang yang tidak merasakan efek atau dampak dari pemanasan global sekrang ini. Oleh karena itu mari jaga dan lestarikan bumi kita bersama.  

Tidak ada komentar:

Posting Komentar