v Kerangka
Esai
ü Paragraf
Pembuka
Tesis
: Faktor penyebab terjadinya pemanasan global atau global warming.
ü Paragraf
Isi
Penyebab
atau faktor terjadinya pemanasan global:
1. Efek
rumah kaca
·
Faktor dan prosesnya
2. Hutan
gundul
·
Faktor dan prosesnya
3. Ketidakpedulian
manusia terhadap lingkungannya
·
Faktor dan prosesnya
ü Kesimpulan
Pemanasan Global
Pemanasan global atau global warming adalah suatu bentuk
ketidakseimbangan ekosistem di bumi akibat terjadinya proses peningkatan suhu
rata-rata atmosfer, laut, dan darat di bumi. Dalam penanganannya, pemanasan
global seharusnya sudah memasuki tingkat permasalahan yang cukup serius.
Bagaimana tidak, pemanasan global diperkirakan telah banyak menyebabkan
perubahan-perubahan ekosistem di bumi seperti meningkatnya volume air laut yang
disebabkan oleh hilangnya gletser di kutub, perubahan iklim yang ekstrim, dan perubahan
pola presipitasi atau curah hujan yang sangat berdampak pada pola kehidupan
manusia. Contohnya pada hasil pertanian yang tidak teratur, punahnya beberapa
jenis hewan, rusaknya terumbu karang, dan kerusakan bumi lainnya hingga akan
mempengaruhi kehidupan ekonomi, sosial, dan politik manusia. Menurut hasil
riset NOAA (National Oceanic and Atmospheric Administration) pada bulan Juni
2015 temperatur permukaan tanah meningkat menjadi 1.26ºC melebihi suhu yang
tercatat di tahun 2012 yakni 0.06ºC. Suhu tersebut telah berada di atas suhu
rata-rata sepanjang abad ke-20 dan menjadi puncak suhu bumi terpanas. Peningkatan
ini tak ubahnya disebabkan oleh beberapa faktor diantarannya yaitu efek rumah
kaca, penggundulan hutan, serta ketidakpedulian masyarakat terhadap
lingkungannya.
Efek rumah kaca atau yang sering
disamakan dengan istilah greenhouse
merupakan proses budidaya tanaman yang diterapkan di beberapa negara yang
membutuhkan yang mana pada prinsipnya energi matahari atau panas yang masuk
melalui atap kaca hasilnya sebagian akan dipantulkan kembali keluar atmosfer
dan sebagiannya akan tetap terperangkap didalam greenhouse sehingga menaikkan suhu didalamnya. Gambaran proses
inilah yang sebenarnya sedang berlangsung pada bumi kita. Sinar matahari yang
merupakan sumber energi bagi bumi sebagian besar berbentuk radiasi gelombang
pendek, termasuk cahaya tampak. Energi cahaya ini akan berubah menjadi energi
panas saat tiba di permukaan bumi. Permukaan bumi akan menyerap sebagian panas
dan memantulkan kembali sisanya yang berwujud radiasi infra merah gelombang
panjang ke angkasa luar. Namun sebagian panas ini tertahan di atmosfer bumi
sebab terhalang oleh tumpukan gas-gas rumah kaca seperti uap air, CO2, sulfur,
dioksida, dan metana. Kenaikan konsetrasi gas-gas rumah kaca ini banyak
disumbangkan oleh hasil pembakaran bahan bakar fosil yang digunakan dalam
berbagai aktivitas kehidupan manusia seperti industri dan transpotasi. Gas-gas
tersebut dapat menjadi perangkap yang menyerap dan memantulkan kembali radiasi
gelombang yang dipancarkan bumi dan akibatnya panas tersebut akan tersimpan di
permukaan bumi. Keadaan inilah yang menyebabkan suhu rata-rata tahunan bumi
terus meningkat. Pada keadaan normal efek rumah kaca sebenarnya sangat di
butuhkan oleh makhluk hidup di bumi karena tanpa efek rumah kaca suhu bumi akan
mencapai -18ºC yang dapat menyebabkan suhu bumi sangat dingin atau bahkan berubah
menjadi es tetapi sebaliknya apabila efek rumah kaca ini berlebihan maka inilah
yang akan mengakibatkan timbul banyak masalah.
Diforestasi atau penggundulan hutan juga
merupakan salah salah satu faktor potensial pendungkung terjadinya pemanasan
global. Diforestasi atau penggundulan hutan ialah proses pengubah tatanan
pohon, termasuk melakukan mutilasi atau penebangan pohon secara liar di suatu
tempat, mengambil kayu pohon untuk kepentingan komersialisasi, dan pembakaran
hutan untuk industri yang dilakukan oleh beberapa orang yang kurang bertanggung
jawab yang hanya memikirkan kepentingan pribadi dan golongannya tanpa
memikirkan kepentingan orang banyak. Padahal kita mengetahui dengan pasti bahwa
hutan merupakan paru-paru dunia di mana kumpulan pohon-pohon dengan beragam jenis
variasi berkumpul. Di sini hutan memiliki fungsi yang sangat krusial baik itu
untuk makhluk hidup maupun bumi itu sendiri. Dengan memiliki hutan yang luas
berarti kita memiliki banyak jenis pohon dengan sejuta manfaat. Pohon-pohon ini
tidak hanya berfungsi untuk memperindang bumi saja, atau tempat peresapan air,
tetapi pohon berdasarkan kodratnya dapat melakukan fotosintesis yaitu proses
pembentukan zat makanan oleh tumbuhan terutama tumbuhan hijau dengan menyerap
CO2 dan menghasilkan O2 dengan bantuan sinar matahari.
Bayangkan apabila kita memiliki banyak pohon maka permasalahan CO2
sebagai unsur gas-gas rumah kaca akan dapat terselesaikan. Kelangsungan hidup
makhluk hidup didalamnya pun terjamin karena akan melimpahnya O2 diudara.
Tetapi kenyataannnya, hutan gundul banyak kita temui. Bahkan hutan gundul kini
bukan menjadi sesuatu yang aneh lagi khusus di Indonesia, sebab di Indonesia
sendiri telah banyak hutan-hutan besar yang didapati gundul contohnya hutan
rawa gambut di Riau dan Kalimantan.
Pemanasan global juga diperparah
dengan ketidakpedulian masyarakat terhadap lingkungannya. Sekarang pola pikir
yang dimiliki masyarakat kita telah bergeser ke kehidupan yang lebih praktis.
Tanpa memikirkan dampak atau akibat dari perbuatan yang mereka lakukan. Karena
sebagian besar perbuatan kita kini telah menyumbangkan banyak gas-gas yang
dapat memperparah efek global warming tanpa
usaha untuk menanggulanginya. Seperti pemborosan dalam penggunaan listrik. CO2
sebagian besar banyak dihasilkan dari pembangkit listrik yang berbahan bakar
fosil. Dengan demikian jika kita berhemat listrik maka secara tidak langsung
kita mengurangi kadar CO2 di atmosfer. Penggunaan kendaraan bermotor
dan mobil pribadi serta peralatan-peralatan elektronik juga banyak
menyumbangkan CO2 dari perkotaan. Contohnya penggunaan AC (Air
Conditioner) yang didalamnya mengandung CFC yang sangat berbahaya bagi lapisan
ozon di atmosfer. Serta bayangkan apabila setiap satu orang membawa satu
kendaraan maka berapa banyak gas emisi yang disumbangkan ke atmosfer khusus
untuk penduduk Indonesia saja untuk sekarang ini. Dan penggunaan plastik untuk
kontong-kantong belanjaan serta kemasan-kemasan makanan yang seharusnya
mempermudah kita dalam menjalankan kehidupan pun kini juga sudah menjadi
masalah yang serius. Menurut data statistik persampahan domestik Indonesia
jenis sampah plastik menduduki peringkat ke-2 sebesar 5.4 juta ton pertahun
atau 14 persen dari total produksi sampah. Padahal kita mengetahui untuk
menguraikan sampah plastik dibutuhkan waktu berpuluh-puluh tahun. Yang lambat
laun limbah ini akan mencemari atau bahkan merusak bumi dan kelangsungan hidup
makhluk hidupnya serta menambah panjang deret dari faktor terjadinya pemanasan global.
Berdasarkan dari beberapa faktor
diatas seharusnya kita sudah bisa menjadikan ini sebagai bahan pembelajaran
bahwa sesunggunya pemanasan global itu sangat bergantung pada perbuatan manusia
itu sendiri karena pemahaman tentang pemanasan global akan berdampak besar pada
generasi mendatang. Dan apabila hal ini tidak segera ditanggulangi maka efeknya
akan lebih parah di masa depan. Untuk menganggulangi pemanasan global kita
harus mengurangi atau bahkan menghilangkan emisi gas-gas rumah kaca. Hal ini dapat
kita mulai dengan mengubah perilaku manusia terlebih dahulu. Beberapa contoh
perilaku yang dapat mengurangi, mencegah, dan mengatasi pemanasan global yaitu menghemat
listrik yang berbahan bakar fosil dan mencari energi alternatif terbaru
sehingga dapat menggantikan penggunaan bahan bakar fosil dengan bahan bakar
alternatif misalnya air, angin, dan sinar matahari. Menanam dan melestarikan
pohon serta hutan dalam jumlah yang banyak karena tumbuhan akan menyerap karbon
dioksida dan menghasilkan oksigen ke udara. Mengurangi penggunaan mobil serta
memperbaiki kualitas kendaraan dengan uji emisi agar tidak menghasilkan emisi
yang berlebih ke atmosfer. Disamping itu akan lebih baik apabila semua pihak
besinergi dalam mengupayahkan penanggulangan pemanasan global ini. Baik dari
pihak pemeritah dalam bentuk pengawasan atau observasi langsung ke titik
masalah maupun dari pribadi masing-masing individu. Ketahuilah bahwa bumi ini
adalah milik kita bersama tidak ada orang yang tidak merasakan efek atau dampak
dari pemanasan global sekrang ini. Oleh karena itu mari jaga dan lestarikan
bumi kita bersama.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar